Senin, 01 Oktober 2012

Belajar dari Kesalahan


Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah kita alami. Baik itu menyenangkan atau malah yang menyakitkan. Kita mendengar orang mengatakan bahwa dapat belajar dari sebuah pengalaman, semua itu benar!.. belajar itu tidak dari pengalaman baik saja, bahkan guru terbaik kita adalah pengalaman kita yang terburuk. Karena dari pengalaman yang terburuk kita belajar banyak hal, baik itu arti hidup, bagaimana melanjutkannya dan apa langkah yang bisa dilakukan untuk antisipasi hal – hal yang kita khawatirkan. Belajar tentang pengalaman diri sendiri dan orang lain merupakan hal yang penting yang dapat kita petik buah-buah pengalaman tersebut sebagai pembelajaran atau pegangan hidup kita.
Setiap manusia memiliki tingkat kesadaran diri yang berbeda-beda, termasuk saya sendiri. Kesadaran untuk menjadi baik maupun kesadaran menjadi lebih buruk. Segala pengalaman membangunkan kesadaran seseorang dan tidak semua orang bisa sadar dari pengalaman yang di alaminya. Tentu saja jika suatu saat kelak ia akan mendapat pengalaman yang bisa menyadarkannya. Biasanya kesadaran akan lebih terasa untuk pengalaman yang buruk. Sayangnya terkadang hal ini meninggalkan penyesalan saja. Tapi apakah kita yang mau belajar dari pengalaman hanya akan menerima penyesalan saja. Mari bangkit tidak hanya sadar untuk memperbaiki diri tapi juga mengambil langkah “GET UP then MOVE ON
Jalani hidup, menuju yang labih baik. Menjalani berbagai macam pengalaman. Memandang ke depan untuk tetap berdiri di atas bumi. Walau apapun yang kita hadapi, jangan menyerah…. walau masih saja gagal, jangan putus asa…kembangkan pola pikir, dan ambil sebuah langkah untuk mencapai langkah-langkah selanjutnya. Sabar akan semua pengalaman yang kurang menyenangkan. Jalan tidak akan pernah tertutup. Semua hal yang ada pada kita di uji. Ujian akan sangat berat ketika kita tidak mencapainya dengan hasil yang memuaskan. Tapi tentu saja selalu ada kesempatan, baik itu kesempatan pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Baik itu kesempatan untuk mencoba lagi, merubah lagi, memperbaiki lagi, sabar lagi, mengulang lagi hingga kita akan benar-benar bisa asalkan kita tidak berhenti.

No body’s perfect. Kita semua sudah sejak lama memahami kalimat itu. Tak ada seorang pun yang sempurna. Makanya, setiap orang boleh melakukan kesalahan. Namun. Kenyataannya kita tidak selalu dapat menerima kesalahan yang dilakukan oleh orang lain. Makanya, ketika orang lain melakukan kesalahan; kita dengan mudahnya memberikan penilaian buruk kepada mereka. Padahal, jika kita melakukan kesalahan; bukankah kita menginginkan kesempatan kedua? Setiap orang pernah melakukan kesalahan, namun hendaknya kita mampu memperbaiki kesalahan itu dan berusaha untuk tidak mengulanginya.  Jadikan itu sebagai pengalaman yang berharga karena pengalaman adalah guru yang terbaik.  Makna dari  "pengalaman adalah guru terbaik"  adalah adanya suatu kejadian atau peristiwa yang menimpa hidup kita di masa lalu, baik menyenangkan atau pun tidak menyenangkan, kemudian kita menjadikannya sebagai suatu pelajaran, peringatan dan motivasi yang berharga dalam menyikapi dan menentukan langkah perjalanan hidup kita selanjutnya.

Tanpa dinyana, seseorang yang dikenal sebagai pribadi yang tidak pernah salah kemudian diketahui melakukan kesalahan sama seperti ketika beliau mengkritik sebelumnya. Jika dulu beliau yang menghujat orang lain karena kesalahan yang mereka lakukan. Sekarang, giliran beliau mendapatkan hujatan dari orang lain. Apakah ini karma? Bukan. Ini adalah isyarat bahwa siapapun bisa saja tergelincir untuk melakukan suatu kesalahan. Makanya, ketika melihat orang lain melakukan kesalahan. Tidak sepatutnya kita merasa seolah-olah diri kita serba bersih. Bahkan, ternyata dalam batas-batas tertentu, justru kesalahan itu sangat penting bagi kita. Bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar mengambil pelajaran dari kesalahan yang pernah kita buat, saya ajak memulainya dengan menerapkan 5 prinsip berikut ini :
1.      Memahami orang lain. Orang-orang yang merasa tidak pernah melakukan kesalahan tidak dapat memahami, kenapa orang lain melakukan kesalahan itu. Tidak jarang juga atasan yang ‘merasa dirinya sempurna’ tidak bisa menerima ketika anak buahnya melakukan kesalahan. Padahal, melakukan kesalahan merupakan suatu hal yang wajar. Dan, sudah menjadi tanggungjawab atasan untuk membantu mereka melakukan perbaikan. Atasan yang tidak pernah melakukan kesalahan tidak mudah memahami kenapa anak buahnya sampai melakukan kesalahan. So, jika Anda pernah melakukan kesalahan dimasa lalu, tidak perlu disesali. Karena hal itu bisa membantu meningkatkan kemampuan Anda untuk memahami orang lain.

2.      Menghindari penghakiman. Mudah sekali bagi kita yang tidak pernah melakukan kesalahan untuk menghakimi orang lain. Coba perhatikan kalimat ini; “Waktu saya masih di posisi kamu dulu, saya tidak pernah melakukan kesalahan seperti itu.” Sounds familiar? Memang baik jika kita tidak pernah melakukan kesalahan. Tetapi, apakah iya benar demikian? Kalau pun benar demikian, bukanlah berarti kita berhak untuk menghakimi. Apalagi jika kesalahan yang orang lain lakukan itu tidak ada sangkut pautnya dengan diri kita.

3.      Bijak dalam menegakkan aturan. Tentu setiap peraturan dibuat untuk dipatuhi dan ditegakkan. Namun, hal itu tidak berarti semua dilaksanakan secara hitam putih. Bahkan seorang hakim pun tidak sembarangan menjatuhkan hukuman. Termasuk aturan perusahaan. Ketika melihat seseorang melakukan kesalahan, misalnya; kita tidak langsung serta merta menjatuhkan sanksi terberat. Hal ini tidak mudah untuk dipahami oleh pemimpin yang belum pernah melakukan kesalahan. Padahal, selalu ada kesempatan kedua untuk memperbaiki keadaan.  Jika Anda pernah melakukan kesalahan dimasa lalu, tenang saja. Karena masih ada kesempatan untuk tetap menjadi pemimpin yang handal dimasa depan.

4.      Sadar jika kita ini juga sama tidak sempurnanya. Salah satu tipe orang yang membuat kita tidak nyaman saat berhubungan adalah orang-orang yang merasa dirinya sendiri sempurna. Jika kita tidak pernah melakukan kesalahan, kita sering menuntut orang lain untuk melakukan segala sesuatunya secara sempurna. Orang lain menyebut kita sebagai Mr. atau Mrs. Perfectionist. Padahal, kenyataannya tidak ada manusia yang sempurna. Untuk menjadi pemimpin yang handal, kita tidak harus menjadi serba sempurna kok. Jadi, tidak perlu menutupi kesalahan yang pernah kita lakukan dimasa lalu. Akui saja, sambil terus berkomitmen untuk memperbaikinya. 

5.      Kesempurnaan bukan milik manusia. Yang bisa kita dapatkan itu adalah tingkatan ‘near perfection’. Nyaris sempurna. Bukan ‘sempurna’nya. Karena kesempurnaan bukanlah milik manusia. Setiap kesalahan yang pernah kita lakukan dimasa lalu adalah bukti bahwa kita ini manusia. Yang penting adalah, kita menyadarinya dengan sepenuh hati. Lalu, melakukan tindakan-tindakan yang seharusnya kita lakukan agar kita tidak melakukan kesalahan yang sama di masa-masa mendatang. Dengan demikian, kita menjadikan setiap kesalahan sebagai poin pembelajaran. Sambil pada saat yang sama mengakui, bahwa memang hanya Tuhan yang memiliki kesempurnaan itu.

 Tidak ada orang yang suka berbuat kesalahan. Namun jika anda ingin melewati hidup dengan baik, maka tidak ada jaminan bagi anda untuk tidak melakukan kesalahan. Jika anda dapat belajar dari kesalahan dengan tepat, maka anda akan mendapatkan bahan bakar baru untuk maju kedepan.
Anda harus menyadari bahwa kesalahan adalah bagian yang penting dalam pengembangan diri. Jangan termenung terus dengan rasa bersalah dan penyesalan, pelajari bagaimana anda dapat belajar dari kesalahan-kesalahan tersebut.
1. Mintalah maaf dengan tulus dan sungguh-sungguh
Jika anda telah melakukan kesalahan yang menyakiti/membahayakan orang lain, sangat penting bagi anda untuk segera meminta maaf dengan sungguh-sungguh. Pastikan bahwa itu adalah betul-betul suatu kecelakaan yang tidak akan terulang. Permintaan maaf yang baik akan mengembalikan tingkat kepercayaan orang tersebut pada anda. Segera perbaiki tindakan-tindakan anda.
2. Jangan Menjadi Seorang Yang ’Perfectionist’
Jika anda menjalani hidup dengan ketakutan untuk melakukan kesalahan, maka anda akan menghabiskan hidup anda dengan tidak melakukan apa-apa. Bukan masalah jika anda melakukan kesalahan, karena sekali lagi itu adalah bagian penting dari hidup agar anda terus maju. Semakin banyak tanggung jawab yang anda pikul, kemungkinan anda melakukan kesalahan pun semakin sering.
Jika anda selalu ingin merasa semuanya sempurna, selalu ingin menghindari kesalahan-kesalahan sekecil apapun, hal itu lama kelamaan akan membentengi diri anda secara psikologi dan anda menjadi tidak berani dalam mengambil resiko.
3. Jangan buang waktumu dengan  mencari pembenaran
Kita manusia mempunyai sifat alami untuk mencari pembenaran atas kesalahan-kesalahan yang kita lakukan. Ketika kita melakukan kesalahan, rata-rata reaksi pertama kita adalah menyalahkan orang lain.
Perlu anda ketahui, ketika kesalahan telah dibuat, atasan anda sama sekali tidak tertarik dengan pembenaran-pembenaran yang anda buat. Kita mencari pembenaran karena ego kita yang tinggi. Kadang-kadang, hal terbaik yang perlu diucapkan, sangat sederhana : ”Ya, saya telah melakukan kesalahan.”

0 komentar:

Posting Komentar