Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Rabu, 09 Januari 2013

Alfred Nobel



:: ALFRED NOBEL (1833 – 1896) ::



Alfred Benhard Nobel adalah seorang kimiawan, insyinyur dan pebisnis asal Swedia yang menemukan dinamit. Dia lahir pada 21 Oktober 1833 di Stokholm, Swedia. Ayahnya bernama Immanuel Nobel dan Ibunya Andriette Ahlsell Nobel. Ayah Alfred berprofesi sebagai insyinyur dan penemu, dia membangun jembatan, bangunan dan mengadakan percobaan dengan bermacam cara dalam peledakan batu.

Alfred memiliki dua orang kakak lelaki, yakni Robert (lahir 1829) dan Ludvig (lahir 1831). Pada tahun yang sama dengan kelahiran Alfred, bisnis ayahnya merugi dan ditutup. Pada 1837 sang ayah memutuskan untuk mengadu nasib dimanapun dan pindah ke Finlandia dan Rusia.

Ibu Alfred sendiri tetap tinggal di Stokholm untuk mengurus keluarganya. Karena bewrasal dari keluarga kaya, ia mampu membuka took grosir. Dari situ ia dapat menghidupi keluarganya.

Ketika bisnis Immanuel Nobel di St. Petersburg, Rusia mulai menanjak, Dia telah membuka sebuah bengkel mesin yang memasok peralatan untuk prajurit Rusia. Dia juga membuat Tsar Rusia dan para jenderalnya percaya bahwa ranjau laut dapat dipakai untuk menghalau kapal musuh dan menyerang St. Petersburg. Ranjau-ranjau itu menghalau Angkatan Laut Kerajaan Inggris memasuki lapangan tembak St. Petersburg selama Perang Krim (1853 – 1856)

Karena berhasil di Rusia, Immanuel dapat memindahkan keluarganya ke St. Petersburg pada 1842. Setahun kemudian Andriette melahirkan putra yang bernama Emil.

Putra-putra Nobel mendapat pendidikan dari guru privat, mereka menerima berbagai pelajaran seperti ilmu alam, hahasa dan sastra. Pada usia 17 tahun, Alfred lancer berbahasa dan menulis dalam bahasa Swedia, Rusia, Perancis, Inggris dan Jerman.

Alfred sangat tertarik bidang bahasa, kimia, dan fisika. Ayahnya menginginkannya mengikuti jejaknya dan tak menghargai bakat Alfred dalam puisi. Dia memutuskan untuk mengirim putranya ke luar negeri untuk belajar dan menjadi insyinyur kimia di Paris, Perancis. Alfred bekerja di laboratorium pribadi T.J. Pelouze kimiawan terkenal. Di sana, dia bertemu kimiawan Italia, Ascanio Sobrero, setelah tiga tahun pertama, Sobrero telah menemukan nitrogliserin, cairan berdaya ledak tinggi yang dianggap terlalu berbahaya untuk digunakan.

Alfred menjadi sangat tertarik pada nitrogliserin dan pengggunaannya dalam pembangunan kerja. Sekembalinya ke Rusia, dia bekerja bersama ayahnya untuk mengembangkan nitrogliserin sebagai bahan peledak yang berguna secara komersil dan teknis.

Setelah perang Krim berakhir, bisnis ayah Alfred mundur dan dia memutuskan kembali ke Swedia. Kedua kakak Alfred, Robert dan Ludvig, menetap di Rusia untuk mencoba mengelolah peninggalan bisnis keluarganya. Merekapun sukses dan meneruskan mengembangkan industry minyak di selatan Rusia.

Setelah kembalinya keluarga Nobel ke Swedia tahun 1863, Alfred memusatkan diri mengembangkan nitrogliserin sebagai bahan peledak. Sayangnya, percobaaan ini menyebabkan bencana yang membunuh beberapa orang termasuk adiknya Emil. Pemerintah Swedia lalu melarang percobaan ini dalam batas Kota Stokholm.

Alfred tak berhenti dan melanjutkan percobaannya di tongkang di atas danau Malaren. Pada tahun 1864, dia bias memulai pembuatan missal nitrogliserin, tetapi dia tak menghentikan percobaan dengan bermacam bahan tambahan untuk mengamankan produksi. Alfred menemukan bahwa campuran nitrogliserin dengan tanah halus Kieselguhr akan mengubah cairan menjadi pasta yang bias dibentuk kedalam batang, yang kemudian dimasukkan dalam lubang bor. Penemuan ini terjadi pada tahun 1866.

Alfred mendapatkan hak paten atas bahan ini pada tahun berikutnya. Dia menamainya dinamit. Dia juga menemukan detonator atau sumbat peledak yang dapat dinyalakan dengan cahaya sumbu. Penemuan ini dibuat saat bor bermahkota intan dan bor angin mulai dipakai secara umum. Digunakan bersama-sama, penemuan-penemuan itu membantu mengurangi kerugian banyak pekerjaan konstruksi seperti pemboran saluran, peledakan batu, pembangunan jembatan, dan sebagainya.

Dinamit dan sumbat detonator laku dalam bidang industry pembangunan. Karena itu, Alfred dapat membangun pabrik di 90 tempat berbeda. Dia tinggal di Paris, tetapi sering bepergian ke pabrik-pabriknya di lebih dari 20 negara. Dia pernah digambarkan sebagai “penggembara terkaya Eropa”. Dia bekerja intensif di san Remo (Italia), Hamburg (Jerman), Ardeer (Skotlandia), Paris, Shevron (Perancis), Karlskoga dan Stokholm (Swedia). Dia juga mencoba membuat karet kulit sintetis serta sutra tiruan, dan lain-lain. Sampai kematiannya pada tahun 1896, dia telah mendapatkan 355 paten.

Alfred Nobel tidak berkeluarga. Suatu hari, dia mengumumkan di Koran untuk merekrut sekretaris, perempuan Austria-Honggaria, yakni Bertha kinsky von Chinic und Tettau mengambil pekerjaan itu. Setelah bekerja dalam waktu yang singkat, ia kembali ke Austria untuk menikah dengan pangeran Arthur von Suttner.

Baronin von Suttner lalu menjadi kawan tetap dan berkirim surat selama bertahun-tahun dengan Alfred. Sementara itu, Bertha aktif dalam gerakan perdamaian.

Alfred Nobel meninggal di san Remo, Italia pada tanggal 10 Desember 18969. Dalam surat wasiat dan pernyataan terakhirnya, dia menulis bahwa banyak kekayaannya dapat dipakai member hadiah kepada yang telah melakukan usaha kemanusiaan di bidang fisika, kimia, sastra, perdamaian, fisologi, dan obat-obatan.

Tak semua orang menyukai ini. Surat wasiat Alfred ditentang sanaknya dan dipersoalkan pihak berwenang di sejumlah Negara, serta memakan empat tahun bagi pengawasnya meyakinkan semua pihak untuk memenuhi harapan Alfred. Pada tahun 1901, hadiah pertama Nobel dalam fisika, kimia, sastra, fisiologi, dan obat-obatan di bagikan di Stokholm, Swedia dan hadiah Nobel Hadiah Nobel Perdamaian di Kristiania (sekarang Oslo), Norwegia.