Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Minggu, 20 Januari 2013

Belajar yang menyenangkan



Belajar yang menyenangkan..!!

            Gaya mengajar yang tudak monoton, tanpa tekanan dan sesuai dengan gaya belajar siswa memang sesuatu yang paling ditunggu-tunggu. Kalau dulu kita mengenal CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), tetapi kenyataannya, siswa hanya duduk diam mendengarkan dan mencatat. Jika siswa terdengar mengobrol, maka aka nada kapur yang melayang atau buku yang dilempar kan oleh sang guru. Dengan suasana seperti itu, siapapun tidak akan merasa semangat untuk belajar. Kalaupun ada, mungkin karena terpaksa.
            Beberapa tahun kemudian, mulai banyak system baru yang bermunculan. Banyak sekolah-sekolah yang menawarkan system Active Learning dalam proses pembelajaran. Siswa tidak hanya duduk diam mendengarkan, tapi juga diajak untuk terjun langsung ke lapangan. Jika ingin belajar tentang tumbuhan, siswa langsung diajak ke halaman sekolahnya yang penuh dengan tumbuhan. Intinya siswa diajak aktif dalam mempelajari sesuatu, aktif bertanya dan juga aktif mengamati.
            Keberhasilan proses pembelajaran di kelas tergantung pada beberapa hal, antara lain, cara mengajar guru, materi yang diajarkan, dan juga siswa (ingat teori komunikasi). Jika keempat factor sudah terjalin secara maksimal, maka hasilnya pun akan maksimal. Tidak hanya rasa puas dan senang yang dirasakan oleh guru, bahwa materi ajarnya dapat diterima oleh siswa. Tapi juga, siswa akan merasa senang karena bisa menerima suatu materi baru dengan hati senang.
            Sebagai contoh, siswa TK mungkin sudah bosan dengan permainan atau menyanyi-menyanyi lagi jika setiap hari mereka sudah melakukan itu. Ketika akan mengajarkan apa yang cocok untuk siswa TK. Jika mengetahui bahwa sisiwa TK itu berpikir  secara konkret dan senang bermain peran, maka ajaklah mereka ke dalam sesuatu yang baru hingga merekapun dapat merasakan hal itu. Akhirnya sang guru mengajak siswa untuk berperan sebagai air, bagaimana rasanya menjadi air di sunagi yang tenang, sambil disertai dengan gerakan tubuh dan mimic wajah. Setelah itu air harus mengahdapi kenyataan bahwa ia diambil oleh seseorang yang menggunakan ember. Proses perpindahan dari rata tenang ke byur ketika masuk ke dalam ember atau ketika dituangkan kembali ke dalam bak, ternyata membuat siswa TK senang. Mereka seru memeragakannya, seolah-olah mereka memang air.
            Bagi siswa SD mungkin ceritanya akan lain lagi, belajar tenang air tidak akan seru jika hanya berpura-pura sebagai air. Siswa mulai tertarik lebih jauh tentang air, tentang perubahan warna pada air, apa yang menyebabkan itu bisa terjadi, dan sebagainya. Bagi siswa SMP dan SMA, materi tentang air tentu saja sudah sangat berbeda.
            Banyak sebenarnya hal yang dapat guru lakukan agar siswa dapat menerima materi dengan senang hati.
            Bagi siswa SMA yang mungkin hidupnya sudah penuh masalah, maslaah dengan orang tua, tentang proses mancari jati diri, tentang mencari tambatan hati atau tentang rencana ke depan, sedikit banyak tentu akan berpengaruh terhadap kefokusan dirinya ketika menerima pelajaran di sekolah. Jika pelajaran di sekolah membuat mereka tambah pusing, penat, dan kesal, sisiwa SMA akan dengan santainya berkata “Masa bodo ah, dirumaha udah pusing, tambah beginian lagi..” tentus aja guru sebagai pihak yang lebih dewasa tidak bisa menyalahkan siswa atas pikirannya itu. Apa yang bisa guru lakukan?
            Memberikan materi dengan cara yanga menyenangkan!
            Hal ini sangat mungkin bisa mengubah minat siswa. Guru tidak  perlu memikirkan,a pa materi yang akan diterima siswa,apa siswa akan paham dengana pa yang akan diajarkan. Yang dipikirkan adalah bagaimana caranya agar proses belajar dapat membuat hati meraka senang? Karena hati yang senang merupakan salah satu indicator paling kuat yang dapat membuat materi menjadi gampang dicerna.
            Mengajak siswa keluar kelas, menikmati angin yang bertiup, atau merasakan bau tanah sehabis hujan, keluar kelas, lalu di bawah pohon atau tempat sejuk lainnya. Dan mulailah memberikan sebuah materi atau tugasnya.
            Contohnya, guru memberikan materi narasi. Siswa diminta untuk melanjutkan cerita dari paragraph yang sudah diberikan. Tanpa tekanan dan tanpa aturan. Kelanjutan dari paragraph diserahkan sepenuhnya kepada kreatifitas masing-masing. Hasilnya? Insya Allah semua mau mengerjakan tugas, kelanjutan ceritanya juga pasti tidka ada yang sama dan materi ajar tersampaikan. Semua senang, tidak ada yang mengantuk, atau bĂȘte karena cara guru yang tidka membosankan. Guru juga tidak terus menerus menegur siswa yang mengobrol, yang sebenarnya dilakukan untuk mengusir  rasa kantuk.
            Cara mengajar seperti diatas merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru. Sangat perlu diyakini bahwa kelas bukanlah ruang kotak yang bisa membatasi gerak siswa dan guru. Pembelajaran bisa dilakukan di mana saja. Jika materi ajar sudah disampaikan serta kepuasan siswa dan guru sudah didapat, jangan segan-segan untuk memberikan penghargaan kepada diri sendiri dan siswa. Standing Applause merupakan salah satunya.

Sumber : Irmayanti & Gita Lovusa. 2010. La Tahzan for Teacher, Jungkir balik guru menghadapi beragam karakter murid. Jakarta: PT. Lingkar Pena Kreativa, hal. 190-193.