Pengalaman
adalah suatu kejadian yang pernah kita alami. Baik itu menyenangkan atau malah yang
menyakitkan. Kita mendengar orang mengatakan bahwa dapat belajar dari sebuah
pengalaman, semua itu benar!.. belajar itu tidak dari pengalaman baik saja,
bahkan guru terbaik kita adalah pengalaman kita yang terburuk. Karena dari
pengalaman yang terburuk kita belajar banyak hal, baik itu arti hidup,
bagaimana melanjutkannya dan apa langkah yang bisa dilakukan untuk antisipasi
hal – hal yang kita khawatirkan. Belajar tentang pengalaman diri sendiri dan
orang lain merupakan hal yang penting yang dapat kita petik buah-buah
pengalaman tersebut sebagai pembelajaran atau pegangan hidup kita.
Setiap
manusia memiliki tingkat kesadaran diri yang berbeda-beda, termasuk saya
sendiri. Kesadaran untuk menjadi baik maupun kesadaran menjadi lebih buruk. Segala
pengalaman membangunkan kesadaran seseorang dan tidak semua orang bisa sadar
dari pengalaman yang di alaminya. Tentu saja jika suatu saat kelak ia akan
mendapat pengalaman yang bisa menyadarkannya. Biasanya kesadaran akan lebih terasa
untuk pengalaman yang buruk. Sayangnya terkadang hal ini meninggalkan
penyesalan saja. Tapi apakah kita yang mau belajar dari pengalaman hanya akan
menerima penyesalan saja. Mari bangkit tidak hanya sadar untuk memperbaiki diri
tapi juga mengambil langkah “GET UP then MOVE ON”
Jalani
hidup, menuju yang labih baik. Menjalani berbagai macam pengalaman. Memandang
ke depan untuk tetap berdiri di atas bumi. Walau apapun yang kita hadapi,
jangan menyerah…. walau masih saja gagal, jangan putus asa…kembangkan pola
pikir, dan ambil sebuah langkah untuk mencapai langkah-langkah selanjutnya.
Sabar akan semua pengalaman yang kurang menyenangkan. Jalan tidak akan pernah
tertutup. Semua hal yang ada pada kita di uji. Ujian akan sangat berat ketika
kita tidak mencapainya dengan hasil yang memuaskan. Tapi tentu saja selalu ada
kesempatan, baik itu kesempatan pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Baik itu
kesempatan untuk mencoba lagi, merubah lagi, memperbaiki lagi, sabar lagi,
mengulang lagi hingga kita akan benar-benar bisa asalkan kita tidak berhenti.
No body’s perfect. Kita semua sudah sejak lama memahami kalimat itu. Tak ada seorang pun yang sempurna. Makanya, setiap orang boleh melakukan kesalahan. Namun. Kenyataannya kita tidak selalu dapat menerima kesalahan yang dilakukan oleh orang lain. Makanya, ketika orang lain melakukan kesalahan; kita dengan mudahnya memberikan penilaian buruk kepada mereka. Padahal, jika kita melakukan kesalahan; bukankah kita menginginkan kesempatan kedua? Setiap orang pernah melakukan kesalahan, namun hendaknya kita mampu memperbaiki kesalahan itu dan berusaha untuk tidak mengulanginya. Jadikan itu sebagai pengalaman yang berharga karena pengalaman adalah guru yang terbaik. Makna dari "pengalaman adalah guru terbaik" adalah adanya suatu kejadian atau peristiwa yang menimpa hidup kita di masa lalu, baik menyenangkan atau pun tidak menyenangkan, kemudian kita menjadikannya sebagai suatu pelajaran, peringatan dan motivasi yang berharga dalam menyikapi dan menentukan langkah perjalanan hidup kita selanjutnya.
Tanpa
dinyana, seseorang yang dikenal sebagai pribadi yang tidak pernah salah
kemudian diketahui melakukan kesalahan sama seperti ketika beliau mengkritik
sebelumnya. Jika dulu beliau yang menghujat orang lain karena kesalahan yang
mereka lakukan. Sekarang, giliran beliau mendapatkan hujatan dari orang lain.
Apakah ini karma? Bukan. Ini adalah isyarat bahwa siapapun bisa saja
tergelincir untuk melakukan suatu kesalahan. Makanya, ketika melihat orang lain
melakukan kesalahan. Tidak sepatutnya kita merasa seolah-olah diri kita serba
bersih. Bahkan, ternyata dalam batas-batas tertentu, justru kesalahan itu
sangat penting bagi kita. Bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar
mengambil pelajaran dari kesalahan yang pernah kita buat, saya ajak memulainya
dengan menerapkan 5 prinsip berikut ini :
1.
Memahami orang lain. Orang-orang
yang merasa tidak pernah melakukan kesalahan tidak dapat memahami, kenapa orang
lain melakukan kesalahan itu. Tidak jarang juga atasan yang ‘merasa dirinya
sempurna’ tidak bisa menerima ketika anak buahnya melakukan kesalahan. Padahal,
melakukan kesalahan merupakan suatu hal yang wajar. Dan, sudah menjadi
tanggungjawab atasan untuk membantu mereka melakukan perbaikan. Atasan yang
tidak pernah melakukan kesalahan tidak mudah memahami kenapa anak buahnya
sampai melakukan kesalahan. So, jika Anda pernah melakukan kesalahan dimasa
lalu, tidak perlu disesali. Karena hal itu bisa membantu meningkatkan kemampuan
Anda untuk memahami orang lain.
2.
Menghindari penghakiman. Mudah
sekali bagi kita yang tidak pernah melakukan kesalahan untuk menghakimi orang
lain. Coba perhatikan kalimat ini; “Waktu saya masih di posisi kamu dulu, saya
tidak pernah melakukan kesalahan seperti itu.” Sounds familiar? Memang baik
jika kita tidak pernah melakukan kesalahan. Tetapi, apakah iya benar demikian?
Kalau pun benar demikian, bukanlah berarti kita berhak untuk menghakimi.
Apalagi jika kesalahan yang orang lain lakukan itu tidak ada sangkut pautnya
dengan diri kita.
3.
Bijak dalam menegakkan aturan. Tentu
setiap peraturan dibuat untuk dipatuhi dan ditegakkan. Namun, hal itu tidak
berarti semua dilaksanakan secara hitam putih. Bahkan seorang hakim pun tidak
sembarangan menjatuhkan hukuman. Termasuk aturan perusahaan. Ketika melihat
seseorang melakukan kesalahan, misalnya; kita tidak langsung serta merta
menjatuhkan sanksi terberat. Hal ini tidak mudah untuk dipahami oleh pemimpin
yang belum pernah melakukan kesalahan. Padahal, selalu ada kesempatan kedua
untuk memperbaiki keadaan. Jika Anda pernah melakukan kesalahan dimasa
lalu, tenang saja. Karena masih ada kesempatan untuk tetap menjadi pemimpin
yang handal dimasa depan.
4.
Sadar jika kita ini juga sama tidak
sempurnanya. Salah satu tipe orang yang membuat kita tidak nyaman
saat berhubungan adalah orang-orang yang merasa dirinya sendiri sempurna. Jika
kita tidak pernah melakukan kesalahan, kita sering menuntut orang lain untuk
melakukan segala sesuatunya secara sempurna. Orang lain menyebut kita sebagai
Mr. atau Mrs. Perfectionist. Padahal, kenyataannya tidak ada manusia yang
sempurna. Untuk menjadi pemimpin yang handal, kita tidak harus menjadi serba
sempurna kok. Jadi, tidak perlu menutupi kesalahan yang pernah kita lakukan
dimasa lalu. Akui saja, sambil terus berkomitmen untuk memperbaikinya.
5.
Kesempurnaan bukan milik manusia. Yang
bisa kita dapatkan itu adalah tingkatan ‘near perfection’. Nyaris sempurna.
Bukan ‘sempurna’nya. Karena kesempurnaan bukanlah milik manusia. Setiap
kesalahan yang pernah kita lakukan dimasa lalu adalah bukti bahwa kita ini
manusia. Yang penting adalah, kita menyadarinya dengan sepenuh hati. Lalu,
melakukan tindakan-tindakan yang seharusnya kita lakukan agar kita tidak
melakukan kesalahan yang sama di masa-masa mendatang. Dengan demikian, kita
menjadikan setiap kesalahan sebagai poin pembelajaran. Sambil pada saat yang
sama mengakui, bahwa memang hanya Tuhan yang memiliki kesempurnaan itu.
Tidak
ada orang yang suka berbuat kesalahan. Namun jika anda ingin melewati hidup
dengan baik, maka tidak ada jaminan bagi anda untuk tidak melakukan kesalahan.
Jika anda dapat belajar dari kesalahan dengan tepat, maka anda akan mendapatkan
bahan bakar baru untuk maju kedepan.
Anda harus menyadari bahwa kesalahan adalah
bagian yang penting dalam pengembangan diri. Jangan termenung terus dengan rasa
bersalah dan penyesalan, pelajari bagaimana anda dapat belajar dari
kesalahan-kesalahan tersebut.
1. Mintalah
maaf dengan tulus dan sungguh-sungguh
Jika anda telah melakukan kesalahan yang
menyakiti/membahayakan orang lain, sangat penting bagi anda untuk segera
meminta maaf dengan sungguh-sungguh. Pastikan bahwa itu adalah betul-betul
suatu kecelakaan yang tidak akan terulang. Permintaan maaf yang baik akan
mengembalikan tingkat kepercayaan orang tersebut pada anda. Segera perbaiki tindakan-tindakan
anda.
2. Jangan
Menjadi Seorang Yang ’Perfectionist’
Jika anda menjalani hidup dengan ketakutan
untuk melakukan kesalahan, maka anda akan menghabiskan hidup anda dengan tidak
melakukan apa-apa. Bukan masalah jika anda melakukan kesalahan, karena sekali
lagi itu adalah bagian penting dari hidup agar anda terus maju. Semakin banyak
tanggung jawab yang anda pikul, kemungkinan anda melakukan kesalahan pun
semakin sering.
Jika anda selalu ingin merasa semuanya
sempurna, selalu ingin menghindari kesalahan-kesalahan sekecil apapun, hal itu
lama kelamaan akan membentengi diri anda secara psikologi dan anda menjadi
tidak berani dalam mengambil resiko.
3. Jangan buang
waktumu dengan mencari pembenaran
Kita manusia mempunyai sifat alami untuk
mencari pembenaran atas kesalahan-kesalahan yang kita lakukan. Ketika kita
melakukan kesalahan, rata-rata reaksi pertama kita adalah menyalahkan orang
lain.
Perlu anda ketahui, ketika kesalahan telah
dibuat, atasan anda sama sekali tidak tertarik dengan pembenaran-pembenaran
yang anda buat. Kita mencari pembenaran karena ego kita yang tinggi.
Kadang-kadang, hal terbaik yang perlu diucapkan, sangat sederhana : ”Ya, saya
telah melakukan kesalahan.”
0 komentar:
Posting Komentar